Aku tidak tahan untuk berlama-lama menunggu, sehingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mencium bibirnya. Ada semacam kesedihan di wajahnya hanya saja aku tak tahu apa penyebabnya. Bokep Cina Pipinya masih kelihatan memerah bekas cumbuanku tadi. Percaya atau tidak, mata Eksanti begitu sayu seolah-olah ‘pasrah’ ditambah lagi dengan bibirnya yang seksi dan suka digigit-gigit, kalau Eksanti sedang gemes. Aku tidak peduli lagi. Tiba-tiba, aku merasakan ada orang lain yang memelukku dari arah belakang. Eksanti menggeliat. “Bagaimanapun juga khusus untuk yang satu ini, Santi tidak dapat memberikan buat Mas lagi. Matanya yang sayu ditambah dengan rangsangan yang tengah dialaminya, menambah redup bola matanya. dan lagi.. Eksanti juga melingkarkan tangannya di pinggangku. “Mimpi tentang apa, Mas?”, kelihatannya dia begitu serius menangapiku dilihat dari caranya memandangku. Aku terus mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling pribadi pada tubuh Eksanti.
