Lagian pengukur cahaya dengan sistem matrix yang sudah built-up di kameraku sudah cukup akurat.Aku suka sekali saat Lia membelakangi kamera, wajahnya menoleh sambil tersenyum manis, kakinya naik ke atas sofa, tanganya memeluk sandaran. Aku memotret sambil mengamati kulitnya yang banyak terekspos dari leher, dada, punggung, paha. Bokep Crot Melihat adegan tersebut, aku jadi sirik. Aku beraksi dengan kameraku, mengambil pose demi pose yang sangat merangsang. Tampaknya doi juga agak hot, kuturunkan lagi tali Kamisol yang sebelahnya. Kusediakan pula asa 1000 untuk intensitas cahaya rendah.Akhirnya Ivan datang bersama seorang cewek yang lumayan membuatku terpana. “Oke deh tapi jangan terlalu di ekspos ya..?” pintanya. “Deal..!”
Aku mengerti sekali doi tidak ingin fotonya itu tersebar kemana-mana.“Tapi ini sukarela lho.., maksud gue karena bukan buat publikasi jadi nggak ada honor apapun.” jelasku, si Ivan mendengarkan serius sekali. Aku meminta ijin Lia untuk melepaskan cardigan ungunya.Agak ragu Lia membiarkan aku melepaskannya.
