Ia mendekat dan melepaskan tangannya dari dadanya. Bokep Hot Mbak Marissa datang lagi lagi.“Sori, Mir. Aku yakin tak ada orang yang berkeliaran di luar rumah malam ini. Ia bicara dekat sekali di depanku. Mbak Marissa kembali ke rumahnya lewat pintu belakang jam 5 pagi. Mbak Marissa sesekali mengangkat kepalaku dan mengulum mulutku dengan beringas berkali-kali.“Kamarmu! Sudah biasa ditinggal pergi Mas Fredi,” ia menatapku tajam, mengerling sekilas dan berbalik meninggalkanku.“Sudah, ya, aku balik dulu” ia pamit. Aroma farfumnya tertinggal di ruanganku.“Ya, mbak, selamat malam!” kataku.Jauh dalam hati aku sih pingin bilang,“Please dong temenin saya sebentar! Bila bertatap mata dengan Mbak Marissa, dadaku berdebar-debar. Aku meraba-raba sekeliling dan mencari lilin. Kubiarkan pula ia menjadi guru yang baik dan memberikan pengalaman itu. Dan seperti biasa, sementara aroma angin menjelang hujan menerpa leher, setiap kali hendak hujan aku selalu teringat masa paling mengasyikkan dalam hidupku. Mendidik dadaku merasakan tangannya mendarat di pundakku.




















