Kupotong kata-katanya, “Anto,” sahutku. Masih ingat aku nggak?” tanyaku setelah berjalan di sampingnya. Bokep Ojol Jang.. Santi kadang masih menolak uang pemberianku, tetapi kalau aku lagi ada obyekan kecil, kupaksa dia untuk menerimanya. Ketika aku mengeluarkan dompet, ia berkata.“Nanti aja, sekarang kita ke kontrakanku yuk!”Akupun menurut saja dan mengikutinya ke rumah. Emangnya apa bedanya?” tanyaku.Ia tersenyum saja. Dia meremas penis “Sebentar Mas, berbaring aja dulu!” katanya sambil menelentangkan badanku.Diambilnya cologne biasa, bukan merk mahal, dan diusapkannya di dadaku dan ketiakku.“Biar harum”, katanya.Aku semakin terkesan dan mulai menikmati tindakannya. Sesekali aku menyedotnya dengan keras. Tingginya sekitar 155 cm dengan dada cukup besar.Akhirnya pertanyaan pokokpun terucap dari mulutnya.“Istirahat dulu, Mas?”Aku pura-pura bodoh dan tidak tahu arah pembicaraannya.“Istirahat di mana?




















