Saat kumasukkan lidahku, Titin mendesah,“Aaahh.. Bokep Ojol Yang kuherankan, lelaki pasangannya sering berganti-ganti. Dadanya berguncang-guncang.“Aaacchh.. maunya sekarang..” rengeknya.Tau-tau dia merangkulku dan mencium bibirku. croottt.. Tiiinnn.. Tapi keadaanlah yang memaksa kami demikian.Tahun 1977, aku sekolah di SMP Negeri yang letaknya kurang lebih 1 km dari rumah yang kutempuh dengan jalan kaki melewati persawahan dan kuburan. Wajahnya tampak damai sekali. Aku diberi nama Prihatin, sesuai dengan kondisi dan situasi saat itu. Biasanya dia cerita tentang keadaan pasar Cipete dimana dia belanja sayur untuk dijual oleh ibunya (dia berangkat jam 4 pagi, pulangnya jam 6 sampai setengah tujuh. Makin cepat, secepat aku bisa. Dielus-elus penisku. Aku belum nyuci,” balasnya.“Udah cepetan bangun. Tidak ketemu. Mass.. Agak sakit. Mulut kami saling mengunci tidak bisa berkata apa-apa. Mungkin karena aku terlalu sibuk dengan urusanku, keluargaku, sekolahku. Kucoba jilat cairan yang ada di tanganku.
