Ouhh.. Bokep Jepang Teh susu,” sambil tergagap kata-kataku keluar begitu saja. Keceriaannya sudah kembali lagi. Kugulingkan badannya sehingga aku berada di atasnya. Celananya dari bahan sutra transparan sehingga padang rumput di bawah perutnya terihat membayang.“Kamu pasti punya banyak koleksi wanita?” tanyanya.Aku tidak menjawabnya. Kali ini ia memaksaku masuk.“Masuk dulu, tak bikinin minuman anget dhisik!” katanya dengan logat Jawa Timur yang kental.Tidak biasanya dia menggunakan logat Jawa Timurnya. Jariku terus menjalar mulai dari dada, perut terus ke bawah hingga pangkal pahanya. Diciumnya pipiku dan tangannya tergesa-gesa membuka kancing bajuku.“Di kamarku saja..!” katanya.“Sssh., kamu memang sangat pandai mempermainkan emosiku. Ia menggeliat-geliat hebat dan mengerang. Kepalanya terangkat dan tanganku menarik rambutnya kebelakang sehingga kepalanya semakin terangkat. Saya masih harus melatih senam aerobik di lantai 2,” katanya.“Kalau begitu kami pulang dulu. Giginya menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Giginya sedikit gingsul di bagian kanan.




















