Usahaku yg kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil. Bokep Crot gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau. Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. “Mbak, jangan nyubit lagi Mbak, ampun Mbak..”, katau meminta belas kasihannya. Dalam hitungan menit aku mengalami shock kenikmatan. Kulihat Indah duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yg berisi beberapa roti basah diatas meja. Sibuk mengimbangi gesekkan tempurung lutut, Indah hanya memegang erat batang kemaluanku. “Memangnya kamu sudah kenal, Zainal?”, tanyanya. “Terus yg mengantar Mbak ke bus di Balikpapan, suami yg ke berapa?”, tanyaku halus. Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku. Setelah memesan sarapan, Indah mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit. “Mbak, pria yg duduk disana ada yg ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku.




















