Aku merasakan ada gairah yang mendorongku untuk berhubungan lebih intim dengan Ditto. Selagi aku asyik mengkhayalkannya, terdengar ketukan di pintu.“Masuk!” Kataku sambil berharap bahwa itu adalah Ditto. Bokep Colmek Boleh aku masuk?”. Akhirnya aku mampu menarik nafas panjang, karena kedua putingku tak lagi menerima sengatan birahi darinya. Lalu kewanitaanku seperti diselimuti oleh sesuatu yang basah, panas, dan lunak, terhisap-hisap, dan clitorisku tersayat-sayat oleh sesuatu.Karuan saja aku makin tak tahan, menggeliat-geliat tak karuan, punggungku terangkat-angkat dari meja itu, mataku tak mampu kubuka, nafasku kian terasa berat, rasanya gelii sekali.., nikmat tak terkira, “Oohh.., Dittoo.., uuhh.., enaak sekalii.., sshh.., kamu apain akuu.., aduuhh”.Rintihanku kian tak terkendali, aku segera memlintir-mlintir kedua puting susuku untuk menambah kenikmatan, meremas kedua susuku yang kenyal, sementara Ditto tak henti mengirimkan kehangatan birahi lewat bibir kewanitaanku.




















