Aku mendorong mengarahkannya ke dipan untuk kemudian merebahkannya dengan masih berpelukan. Aku duduk saja di depan rumahnya yang sejuk, karena kebetulan ada seperti dipan dari bambu dihalaman di bawah pohon jambu. Bokep Colmek Buah dadanya kini menempel lekat didadaku. Pipit masih saja memandangku tak berkedip. Tapi Mas Wahyu ada acara nggak nanti berabe dong..” berkata Pipit memecah keheningan. Aku antar dia mengambil surat-surat TKW-nya. Sesampai dirumah kakaknya, ternyata tuan rumah sedang pergi membantu tetangga yang sedang hajatan. “I.. Pipit menyuruhnya memanggilkan ibunya. Benar saja dengan “Ahh.. Pipit.. Sebaliknya Pipit juga demikian. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Kan capek nyetir mobil..” katanya. Waktu itu aku berumur 26 tahun. Aku semakin mendapat keberanian untuk mengelus wajahnya. 3 bulan aku jalani dengan biasa saja. Sempat Pipit bercerita bahwa keperawanannya telah hilang setahun lalu oleh tetangganya sendiri yang sekarang sudah meninggal karena demam berdarah.
