Mmmwwaaacchh…” Balas mbak nila.Entah bagaimana kami berdua bisa berbicara begitu kotornya, saling melempar kata-kata vulgar tidak senonoh. Penyesalan yang kurasakan membuat dadaku sesak hingga tak bisa bernafas.“Maafkan saya mas sofyan, gibran.. Bokep Montok Legitt bangett mbakk..” Racauku.“Mmmhhp.. Kamu pucet sih? Udah sini cepetan mbak udah bawa uang gopek nih.”“Duh nggamau mbak, aku gasuka dikerok. Iya gapapa kok santai aja.. Seketika jadi begitu jelas payudara montok mbak nila yang tepat berhadapan begitu dekat dengan wajahku. Setelah bermenit-menit akhirnya mbak nila menggeser tangan kananku dan membawanya kebawah, tepatnya ke selangkangannya.“Pinjem tanganmu lagi ya don..”Kemudian ditaruhnya telunjuk dan jari tengahku tepat di celana dalamnya. Sementara aku dibawahnya hanya bisa memejakan mataku dalam dalam sembari menengadah menikmati kebringasan dirinya.“Sssh…. Kuakui efek minyak zaitun ini enak juga, bisa menghasilkan hangat namun tidak sepanas dan lengket seperti minyak angin.




















