Dan kembali pikiranku berkata, “Dasar pecun!”“OK sekarang kembali ke rencana semula, yaitu sesi pemotretan” kataku pada Sita.“Sesuai kesepakatan kan? Bokep Barat Siapa!”“Saya Mas.., Slamet”. Kami punya dua pembantu laki-laki di rumah ini.“Ada telepon buat Mas yudi!” teriaknya dari balik pintu. Memang jika mau jujur, rasa tertarikku padanya sejak dulu masih tetap ada. Mereka hanya membantu kami untuk urusan yang memerlukan tenaga kasar mereka, sedang untuk masak dan bersih-bersih rumah secara umum sudah dikerjakan oleh pembantu perempuan, yang kemudian pulang siang harinya jika pekerjaannya sudah beres. Lagian ini hanya untuk jaminan kok!”Dan kata-kata itu mujarab sekali, Sita pun kemudian tak malu lagi, melakukan pose-pose yang aku minta. Tapi aku bersikap wajar saja, dan itu membuat Sita tenang berada di dekatku. Li.. Sehingga orang tuanya tidak khawatir.Orang tuanya malah menyarankan, bila terlalu malam, lebih baik Sita menginap saja. Dan aku sudah mempersiapkan segalanya. Tampak di beberapa bagian tubuhnya mengeriput karena




















