Aku
melihat Kak Tina memegang novel dengan tangan kanannya, sedang tangan
kirinya menggosok-gosok bagian rahasia tubuhnya. Sekali
waktu, dengan berpura mengigau, aku merangkak di atas tubuhnya. Bokeb Banyak sekali, mengotori celanaku. Aku
masih terus mengintip, sampai akhirnya Kak Tina tampak terlonjak-lonjak
dari tempat tidur. Tanganku pun bereaksi lebih berani, meremas pahanya yang kiri dan
kanan. Pak Rochim? Kusentuh lagi
dadanya yang satu lagi. “Ya, Kak…, Guru-guru rapat”
Kak Tina keluar dari kamar. Aku
memanggilnya Kak Tina. “Ya sudah. Setiap siang sepulang sekolah, sambil
mengembalakan tiga ekor sapi milik Pak Rochim, aku membaca Kho Ping
Hoo. Aku menuju dapur, lalu
makan bersama Kak Tina. Kurasakan detakan jantung Kak Tina kencang, seirama dengan detak
jantungku. Baju kaos itupun tersingkap bagian
atasnya, menampakkan dadanya yang kemarin malam aku sentuh. Kak Tina menatapku. Tapi entah
kenapa, sangat mengundang gairah lelakiku saat itu. Waktu mengambil rumput sapi aku memikirkan semua yang
terjadi, segalanya begitu fantastis.




















