“Good job…”, kata Zet sambil menepuk pundakku. Bokep Ojol Namun ini sudah menjadi keputusanku.“Hiks hiks hiks…”, suara tangisan sang gadis terdengar cukup keras. Namun kian hari aku kian terjerumus, mungkin karena komunitas ini, komunitas yang sedang aku manfaatkan hanya untuk membalaskan dendamku.Aku juga tidak mengerti dengan pemikiranku, dendam leluhurku menjadi dendam turunan bagiku. Zet dan Abdul tertawa di belakang sana memandangi tingkah laku gadis ini yang belum bisa menerima semua ini.Kulihat selangkangannya yang ditumbuhi bulu-bulu cukup lebat. Aku belum pernah memperkosa wanita, seperti aku tidak bisa menahan nafsuku lagi.Zet memanggilku mendekat, aku pun mengikuti perintahnya. Ini tidak boleh diketahuinya, sebaiknya hanya menjadi rahasia antara aku dan komunitasku saja.Gadis itu terus berteriak seperti meminta pertolongan atau meminta untuk dilepaskan, aku tidak mengerti bahasa mandarin. Susu, pipi, dan pantatnya merah sekali, bahkan di sekitar vaginanya juga. Air mata nya terus berlinang, membuat aku semakin bersemangat. Susu, pipi, dan pantatnya merah
