“ Ngapadian sih di situ..? Aku tidak menjepit badannya. Bokep STW ketika aku mengikuti dia tersenyum, menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon. Dia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar gembira dari wanita yang menunggu telepon. Dadaku mulai berdegup lagi. “ Mau dipijat atau mau baca, ” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku,
“ Ayo tengkurap..!!! ” katanya manja lalu melepaskan sergapanku. Dia masih dingin tanpa ekspresi. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat dia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang selangkanganku. Mengapa kancing baju cuma tujuh? Aku menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Ya sekarang..! “ Iya itu, bener … ”
Seketika itu juga aku menutup jendela angkot dan melihat kearahnya lagi,
“ Terima kasih, ” ucapnya. Dari iramanya bukan sedang berjalan. Ah apa saja. Tidak pasang wajah perangnya.
>