Tanpa bermaksud untuk membuatnya kaget, aku langsung duduk di samping Evi. Bokep Family Akupun lupa dengan ajakan Tia untuk menikmati aroma terapi bersama. Ya Tuhan … begitu naifnya hamba Mu ini.Pagi itu Tia mengajakku berenang, tp aku menolak karena aku memang tidak bisa berenang. Oooooggghhh…Evi…begitu lincah gerakkan bibir dan kedua tangannya mempermainkan payudaraku. Cemburukah dia? Sebut saja namaku Dewi. Sampai pada hari yang dinanti-nanti,sekali lagi Tia mendominasi ku. Aku lihat wajah Evi sudah berseri-seri kembali, tidak seperti kemarin malam. Suasana yang dingin, jadi pemicu kedekatanku dengan Evi. Satu demi satu pakaian kami tanggalkan. Tentu saja dia cemberut sampai mukanya dilepat-lipat jadi tujuh.Sesekali aku hanya bisa mencuri-curi pandang ke arah Evi yang matanya juga tidak pernah lepas menatap setiap gerak gerikku dan Tia. Sepanjang jalan, aku gandeng tangannya. Akhirnya Evi menghampiriku sambil membawakan secangkir kopi hangat. Tapi aku engga mau menculik Evi terrlalu lama..dasar pengecut !!.
