suara itu lagi, suara wanita setengah baya yg kali ini karena mendung tdk lagi ada keringat di lehernya. Ia berdiri. Bokep Aq berhasil.Ini.., kutunjuk pangkal pahaku.Besok saja Sayang..! Aq tersetrum. ujarnya.Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Ia menikmati, tangannya mengocok Penis.Besar ya..? Baru saja aq memasang ikat pinggang, Iin menghampiriku sambil berkata,Telepon aq ya..!Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yg disobek sekenanya. Bahannya tipis, tapi baunya harum. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. ujarnya merajuk.Saat kusorongkan Penis menuju memeknya, ia melenguh lagi.Ah.. kataku sambil menancapkan Penis amblas seluruhnya. Apakah perlu menhitung kancing. Aq pun segan memulai cerita. Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh. Ah mengapa begitu cepat.Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Ia masih dingin tanpa ekspresi. kataku.Iya ituYa ampun, aq membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas tempat tidur yg putih.
